AFF CUP 2010 , Group A : Matchday 1

8:19 PM

Lupakanlah euforia kemenangan El Barca di El classico awal pekan kemarin, Mari kita pindahkan perhatian kita dari ranah spanyol ke bagian selatan kota Jakarta. Yup AFF CUP atau dulu dikenal sebagai Piala Tiger telah kembali digulir, dan indonesia dipercaya (lagi) menjadi salah satu tuan rumah bersama Vietnam. Di pertandingan pembuka Rabu (12/1/2010) menyajikan pertandingan antara Thailand melawan pemenang wildcard Laos, disusul kemudian malamnya menyuguhkan partai yang ditunggu-tunggu, sarat gengsi dan tensi tinggi. Layaknya El Classico awal pekan kemarin di Spanyol, pertandingan ini pun sarat unsur politis yang melatar belakangi kedua tim tersebut. Ya, tuan rumah Indonesia harus menjamu tamu jiran terdekatnya yaitu malaysia. Tiket pertandingannyapun laris di pasaran, padahal tiket AFF CUP tahun ini buat gue adalah tiket termahalpertandingan di GBK yang pernah gue beli, lebih mahal 2 kali lipat dibanding AFF CUP 2 taun laluatau juga Piala Asia 2007 sekalipun yang sebenernya kelasnya masih lebih tinggi.

Di tiket bagian price kok gak ada tulisannya ya? mencurigakan....

Yang jadi perhatian disini adalah hadirnya dua muka baru yang menghiasi skuad merah putih, Christian Gonzales dan Irfan Bachdim. Dan entah kenapa gue bingung, media selalu bilang ada 2 pemain naturalisasi.Hey, hanya gonzales yang di naturalisasi karena dia tadinya WNA, sedangkan Bachdim emang udah mutusin jadi WNI meski dari lahir di Belanda, dan bapaknya juga asli malang kok (ngarep banget gue liat Bachdim ngegolin, terus selebrasinya make kaos ada bacannya “ Gue Bukan Pemain Naturalisasi “:D ). Dan kacaunya jadwal friendly match jelang AFF CUP , terus terang bikin ekspektasi gue gak terlalu tinggi buat timnas, tapi kalau pas lawan Malaysia mah harus sepatutnya menang. Toh mereka emang bawa mayoritas skuad muda mereka yang kemarin tampil di ASIAN GAMES.

Harga tiket yang meningkat lebih dari 100% tidak menyurutkan antusiasme. 2 kata : loyal & royal !!

Hingga akhirnya gue pun dikejutkan sesampainya di stadion, melihat satu-satunya papan skor elektrik di GBK (padahal katanya stadion paling bagus di INA) dan menunjukan skor 2-1 untuk keunggulan Laos. Gila, tim sekelas laos bisa leading gitu, ckckck. Tapi emang pas injury time akhirnya Thailand bisa menyamakan kedudukan sih. Tapi buat gue ini mengindikasikan persaingan yang makin ketat, dan semakin meratanya kekuatan sepakbola ASEAN. Di stadion inilah semua orang berkumpul, dari public figure, orang kantoran, mahasiswa yang lagi sibuk UTS, sampe bapak-bapak yang ngajak keluarganya ke sini, dan semuanya punya tujuan sama: menyaksikan kemenangan Indonesia. Dan posisi duduk di stadion memang menunjukkan kelas ekonomi, ya karena harganya emang beda-beda. Kali ini gue masih aja duduk di belakang gawang or kalo di nagri disebut curva sud, dikarenakan mahalnya harga tiket. Kondisinya begitu “dingin’ ,sejenak setelah pertandingan pertama, belum ada teriakan-teriakan khas supporter yang terdengar, dan gue pun lebih memilih untuk melahap sebungkus nasi yang gue beli di luar. Hingga akhirnya terdengar gemuruh sorakan boo, menyoraki timnas malay yg mulai masuk menjajal lapangan. Dan nampaknya pertandingan ini emang bukan buat anak-anak. Karena disini loe bakal denger kata-kata kasar yang biasa disensor di TV yang acapkali keluar dari mulut supporter indonesia.

Dua orang terlihat memasang bendera merah putih tepat di pagar pembatas dengan tribun tim tamu ( bangku hijau)

Hinga akhirnya pemain kedua kesebelasan masuk , dan udah bisa ditebak, Pas national anthem malay dinyanyiin GBK pun bergemuruh boo menyoraki, sebuah hal yg memalukan memang. Hingga klimaksnya saat pertandingan berlangsung penonton malay mulai berani membuka bendera negaranya. Sumpah gue salut bgt sama tuh supporter sampe berani gitu. Tapi gue pribadi juga minta maaf kalo sambutan supporter indonesia nampaknya terlalu “hangat” buat mereka sampai akhirnya mereka mesti diamanin ke luar lapangan oleh pihak keamanan supaya gak terjadi sesuatu yg tidak diinginkan. Hal yang sangat kontras saat Indonesia Raya dikumandangkan, dan buat loe yg belom pernah ke stadion, ini adalah momen-momen yang amat ditunggu semua orang. Dimana satu stadion bergemuruh menyanyikan lagu kebangsaan tanpa disuruh,it’s like a big choir. yang biasanya terasa membosankan di hari senin pagi saat masih sekolah tapi disini mungkin akan membuat loe sedikit “berasa” menjadi warga Indonesia ( hiperbola mode : on)

National anthem malaysia yang diringi cemoohan supporter indonesia yang masih belum dewasa

Pertandingan pun berjalan menarik, hingga malay mencetak angka lebih dahulu. Publik di GBK pun terdiam, tak terkecuali gue. Shock gue, gara-gara keasyikan nyerang, serangan balik malah keteteran.Selang beberapa saat, serangan dari sayap (khas indonesia) membuahkan 1st own goal in this tournament. Ditambah gak lama El Loco langsung membuat gol keempatnya selama berseragam timnas. Gol yg emang membuat dirinya amat sangat pantas dipasang sbg starter. Dan dari dulu udah gue bilang bukannya langsung naturalisasi aja nih orang, biar umur udah tua juga masih aja keliatan beda kelas kalo dibandingin striker lokal, dibanding mesti naturalisasi orang luar gak jelas yg belom pernah ke INA dan malah gak bisa bahasa INA.

Hingga peluit akhir skor 5-1 untuk keunggulan INA. Hasil yang buat kebanyakan orang sangat bagus, dan menjadi topik pembicaraan di esok pagi . Tapi menurut gue penampilan timnas kala itu kurang begitu meyakinkan, okelah kalau cuma lawan malay yang notabene mayoritas skuad muda. Gol-gol kita kebanyakan juga akibat kelengahan pemain-pemain malay, dan dalam mengantisipasi serangan balik timnas masih terlihat mengkhawatirkan. Untungnya malay tidak mampu menambah keunggulan.Cuma yang terlihat impresif sih dari sayap kiri Okto Maniani yang sering terlihat show off melewati barisan belakang malay, yang pasti mengingatkan kepada sosok elie aiboy ( kalau elie lebih sering di kanan). Debut bachdim dan el loco yang gak mengecewakan. Pergerakan bachdim dan positioning El Loco terlihat sangat menjanjikan, setidaknya untuk malam itu. Perhatian lebih diarahkan pada sektor belakang yang diharapkan ke depannya lebih sigap menghadapi serangan balik. Dan ingat lawan-lawan ke depannya jauh lebih berat dibanding cuma tim malay,jadi jangan terus terlena euforia ini. Karena sudah memang pantas dan kewajiban INA menang lawan malay.

Damn, akhirnya gue bisa ngeliat flare secara langsung depan mata gue sendiri, it's the best moment !!

Nonton di stadion bukanlah tempat yang enak buat bener-bener menikmati pertandingan. Pemandangan yang loe liat juga cuma satu aja, gak kaya di tv yang bisa diliat replaynya, karena di GBK layar monitornya cuma diisi bendera tim sama skor aja. Buat tau starting lineup pun loe harus denger suara panitianya(gue gak tau disebut apa),tapi bakal ketutupan gemuruh penonton. Tetapi di stadion loe bakal ngerasain atmosfer yg lebih dari itu,adrenalin bakalan terpacu disaat teriakan yang keluar dari mulut loe juga bakal keluar bersamaan dari mulut semua orang di stadion.Disini semua orang bebas mengekspresikan diri, dengan teriak sambil mengibarkan bendera, syal dan bahkan seperti bocah di gambar bawah ini. Hampir 90 menit pertandingan nih anak berdiri mulu sambil bawa tulisan di karton yang pastinya dia yg bikin sendiri, kurang lebih tulisannya kaya gini “JANGAN AMBIL BUDAYA KAMI!”. Meski gue yakin pasti gak banyak orang yang merhatiin aspalagi baca tuh karton tapi sumpah posisi tuh bocah yg berdiri mulu di depan muka jelas-jelas menggangu penglihatan gue pas pertandingan, yang mengakibatkan gue milih untuk duduk di tempat laen.

Wujud Ekspresi salah satu suporter membawa tulisan yang ditulisnya

Dan kayaknya euforia TIMNAS telah datang lagi setelah Piala Asia. Laga berikutnya lawan Laos yang jatuh pas malam minggu , jadi nampaknya bakalan makin penuh nih senayan. Buat yg punya waktu luang dan tentunya uang yang cukup, silahkan datang ke GBK dukung timnas jangan melulu jadi ormas ASUSILA(Asosiasi Suporter Siaran Langsung).

Leave your comment

Like us on Facebook