A Barefoot Dream, Menggapai Mimpi Tanpa Alas Kaki

9:39 PM


Judul Film : A Barefoot Dream (Maen-bal-eui Ggoom)
Sutradara : Kim Tae-gyun
Produser : Kim Tae-gyun,Yoo Jung-Hoon
Genre : Drama, Sport
Tahun : 2010
Durasi : 119 menit


Mayoritas dari kita pasti sudah tidak asing dengan Laskar Pelangi, sebuah novel laris yang akhirnya diangkat ke layar lebar dan mendapat banyak pujian karena ceritanya yang menginspirasi banyak orang. Film ini pun memiliki benang merah yang juga sama dengan Laskar Pelangi yaitu tentang anak-anak yang berusaha mewujudkan mimpinya, It’s like Laskar Pelangi from perspective of football lovers. Sempat menjadi kandidat masuk nominasi Oscar dalam kategori Best Foreign Language Film menandakan bahwa film ini cukup direkomendasikan untuk ditonton. Film ini merupakan kisah nyata perjalanan seorang pria berkebangsaan Korea Selatan yang sukses menjadi pelatih Timnas junior Timor Leste yang tentunya telah ditambah dramatisasi di berbagai bagian ceritanya.

Tahun 2003, KimWonKang mantan pesepakbola Korea Selatan mencoba peruntungannya pada dunia bisnis di Indonesia, akan tetapi bisnisnya tidak ada yang sukses mulai dari bisnis kayu sampai jadi pemburu buaya. Hingga akhirnya dia bertemu wartawati yang menyarankannya untuk berbisnis di negara yang dulu merupakan provinsi ke-27 RI yaitu Timor Leste. Sesampainya di sana dia pun membuka usaha toko olahraga karena dia melihat anak-anak bermain sepakbola tanpa menggunakan sepatu sehingga dia menganggapnya sebagai peluang usaha. Tapi lagi-lagi gagal dikarenakan daya beli masyarakat di sana yang tidak sanggup untuk membeli peralatan olahraga. Dengan sedikit memutar otak akhirnya dia menjual dengan sistem kredit kepada anak-anak tersebut dengan 1 dollar per hari selama 2 bulan. Sampai akhirnya datang waktu dimana mereka kebanyakan mengembalikan sepatunya karena tidak mampu lagi membayar cicilannya, bahkan ada yang memberikan ayamnya untuk melunasi sepatunya. Disinilah karakter Kim yang dari awal film terkesan negatif karena terlihat amat oportunis akan berubah menjadi sosok yang lebih manusiawi, dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Mulai dari situ Kim mulai membentuk tim yang merupakan cikal bakal timnas Timor Leste,dan konflik pun terus berlanjut. Dari konflik dengan kakaknya Ramos yang merasa tidak senang adiknya dilatih Kim karena kecurigaan bahwa itu semua hanyalah tipuan Kim untuk menjual sepatu, hingga konflik antara sesama pemain yaitu Ramos dan Motavio yang berlatar belakang dendam keluarga akibat perang saudara.Untuk meredam ketegangan antara Ramos dan Motavio maka Kim berusaha mengikutkan timnya ke dalam kejuaraan internasional agar dapat mempersatukan mereka. Dengan perjuangan yang keras akhirnya mereka dapat berangkat ke Hiroshima untuk mengikuti Rivellino Cup. Rupanya pada film sepakbola, plot cerita comeback (membalikkan keunggulan) masih menjadi senjata utama, tak terkecuali film ini. Hampir sekitar 30 menit terakhir film ini merupakan adegan pertandingan final yang klise dan telah terbaca alurnya, akan tetapi agak sedikit tertolong dengan pengambilan gambar pertandingan yang kelihatan tidak terlalu buruk untuk ukuran film Asia.

Film ini memang mempunyai plot sederhana dan hampir akan dipastikan mendapat respon positif dari penonton karena ceritanya yang inspirasional. Pengambilan gambarnya yang menampakkan keindahan pantai di Dili, kekumuhan kehidupan ibukota Timor Leste tersebut, dan akting anak-anak asli Timor yang juga mahir mengolah kulit bundar menjadikan film terlihat lebih natural, konflik sosial sesama warga sebagai indikasi krisis yang melanda negara yang baru merdeka itu pun ditampilkan dalam bentuk yang sederhana.Salah satu yang membuat menarik mungkin penggunaan bahasa campur-campur Indonesia, Korea, dan Timor yang membuat film ini terasa memiliki kedekatan dengan bangsa kita. Dan film ini lagi-lagi menjelaskan kepada kita bahwa olahraga khususnya sepakbola dapat mempersatukan semuanya bahkan pihak yang sedang bertikai, selain juga memang bercerita tentang orang-orang yang tetap memperjuangkan mimpinya. Kim yang sebelumnya loser dengan segala kegagalannya dalam bisnis tetap bermimpi untuk mengakhiri kisahnya dengan manis bersama anak Timor dalam sepakbola, begitu juga Ramos yang walau tanpa alas kaki tetap bermimpi agar bisa bermain di liga sepakbola pro di Indonesia. A Barefoot Dream adalah sebuah film yang menyentuh hati dan baik disaksikan bersama keluarga. Film ini bukan hanya menanamkan nilai yang begitu dalam, yakni bagaimana kita harus tetap memiliki mimpi dan berjuang untuk mewujudkannya. Tapi juga menyampaikan pesan bahwa kita tidak boleh mengabaikan hati nurani dan harus mulai melakukan sesuatu yang berguna untuk sesama. (ivn)

*resensi diatas gue bikin cuma buat tugas matkul bhs.indonesia, jadi bahasanya agak formal n terkesan rada sok tau :D,,buat yang mau download langsung klik TKP*

2 Comments

  1. kk subtitle indo nya ada gak..

    ReplyDelete
  2. sori blom sempet nyari gan..
    soalnya di movienya udah nyatu sama sub english...
    udah gan skalian blajar bahasa inggris aja :D

    ReplyDelete

Like us on Facebook