Menuju Stadion (katanya) Kelas Dunia

10:57 PM

Kalau anda orang bekasi dan gemar menghabiskan sisa waktu dan uang anda untuk berwisata ke pusat perbelanjaan,tentunya paham akan mal baru di kawasan summarecon bekasi .Tidak,saya tidak akan membahas mal yg di dekatnya terdapat monumen yg bisa dijadikan bahan diskusi penyuka teori konspirasi mason bebas. Tetapi ada satu bangunan di ujung jembatan layang dari arah summarecon mal yang akan mencuri perhatian, selain beberapa waria yg sedang menjajakan jasanya.

Di saat masih banyak jalan rusak dan masalah banjir di beberapa daerahnya belum rampung,Pemkot memilih memugar stadion patriot menjadi (katanya) kelas dunia. Se urgent apakah sampai membangun stadion berbiaya tinggi di kota bekasi,yang klub lokalnya saja persipasi belum populer di warganya sendiri. Berita pun seolah dibuat menjadi hiperbola sehingga membuat khalayak menoleh ke sana,seperti di beberapa media online menyebutnya sbg San Siro di bekasi,yang tentu akan membuat Erik tohir tertawa geli kalau membacanya.

Saya berkesempatan menyaksikan laga pembuka stadion dgn tiket invitasi hadiah dari harian superball (Terima kasih superball). Sebenarnya saya dapat beberapa tiket,cuma ini liga lokal bung, sukar untuk mengajak teman berpartisipasi. Siapa mau menyaksikan pertandingan sepakbola dgn kemungkinan terjadi keributan setara tawuran rutin antar sekolah. Sebenarnya bukan hanya laga sepakbola yg disajikan disana tetapi juga ada konser musik, jangan heran jika saya berada satu tribun dengan rombongan berkaos merah bertulis sahabat noah. Atau kemudian lagu cinta ini membunuhku dari dmasiv terdengar seperti ironi ketika dinyanyikan di depan belasan ribu supporter. Ya kadang cinta ke klub yg didukung memang bisa berakhir maut.

Persija jakarta mendapat kehormatan sbg klub tamu yg memerawani rumput stadion ini. Di tengah pertandingan saya hampir lupa siapa yg bertindak sbg tuan rumah. Tribun timur yg meng-orens seperti ingin menunjukkan kalau mereka serius menjadikan patriot sbg stadion alternatif selain GBK di ISL. Loyalitas jakmania memang tidak perlu dipertanyakan terlebih jarak jakarta bekasi hanya selemparan batu,berbeda dgn ketajaman duo ekspatriat eropa timur yg harus dipertanyakan kapan akan datang. Kalah dua gol tanpa balas pun sepertinya tidak masalah di mata promotor jika melihat tidak kurang dari 15 ribu penonton memadati stadion.

Untuk ke depan tentu menjadi PR tersendiri untuk patman dan soebex untuk dapat menambah massa agar bisa men-stabilo ijo kan stadion ini. Cara termudahnya mungkin yaitu promosi ke ISL apalagi kalau juara. Tetapi ya sudahlah,nanti stadion tetap dirawat saja kita juga harus bersyukur. Karena ini stadion berstandar internasional (katanya),entah bagaimana basib pramuria yg biasa di sekitar stadion,baik yang perempuan biasa maupun spesial (pakai telor dua) apakah harus mengikuti tes TOEFL agar jg standar internasional seperti stadionnya. Atau harusnya bekasi berganti nama jadi bekazi agar terasa internasional juga. Sudahlah. Dan terakhir sekedar info, laga perdana di stadion kebanggan bekasi ini berhasil membuat mata saya dan penonton lain berkaca-kaca ingin meneteskan air mata,iya di luar stadion polisi menembakkan gas air mata akibat kerusuhan dari oknum supporter

Leave your comment

Like us on Facebook